Selamat Datang

Selamat Datang di Blog yang penuh manfaat

Rabu, 18 Mei 2011

Senin, 21 Februari 2011

KARAKTERISTIK SIKAP SISWA


Pengertian sikap mengandung aspek mental seperti dikatakan Koentjoroningrat (1985) bahwa sikap suatu desposisi atau keadaan mental di dalam jiwa dan diri seseorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya baik lingkungan manusia atau masyarakat maupun lingkungan alamiah atau lingkungan fisiknya.
Di samping mencakup aspek mental, menurut Lange seperti yang dikutip oleh (Azwar, 2002) sikap juga mencakup respon fisik. Selanjutnya dikatakan oleh Morgan dan King ( dalam Azwar , 2002 ) bahwa sikap mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesukaan, ketidaksukaan dan perilaku seseorang.
Sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berbentuk positif maupun negatif terhadap suatu obyek peristiwa. Atas dapat dikatakan sebagai titik awal penentu dari gerakan jalan pikiran dan kenyataan manusia dalam kehidupan (Suit dan Almasdi, 2000).
Banyak ahli psikologi memberikan pengertian tentang sikap yang berbeda-beda sesuai sudut pandang mereka masing-masing. Sedikitnya ada tiga kelompok pemikir mengenai sikap (Azwar, 2002). Kelompok pertama mengartikan sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan terhadap suatu obyek yang bisa bersifat mendukung atau tidak mendukung. Kelompok pemikir kedua mengartikan sikap sebagai kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Atau dapat dikatakan bahwa sikap adalah respons terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan. Sedangkan kelompok ketiga mengartikan sikap sebagai konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, konotif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu subyek.
Ketiga batasan di atas dapat diklasifikasikan sebagai pandangan tradisional. Sementara para pakar psikologi sosial mutakhir (pandangan modern) mengklasifikasikan tentang sikap ke dalam dua pendekatan. Pendekatan pertama memandang sebagai kombinasi kecenderungan reaksi afektif, perilaku dan kognitif terhadap suatu obyek. Ketiga komponen tersebut secara simultan mengorganisasikan sikap independen. Sementara pendekatan kedua membatasi sikap hanya pada aspek afektif (Azwar, 2002)
Sikap menurut Gagne (1984) “Attitudes have often been described as response tendencies, or as states characterized by readiness to respon” (sikap sering kali digambarkan sebagai kecenderungan merespon atau dinyatakan secara khusus kesiapan untuk merespon).
Compbell ( dalam Azwar , 22002 )) mengartikan sikap sebagai berikut:
Sikap sosial dicirikan oleh konsistensi dalam merespon terhadap obyek-obyek sosial. Konsistensi itu mempermudah pengembangan sistem sikap dan nilai yang terpadu yang dipergunakan untuk menentukan bila menghadapi kemungkinan situasi-situasi yang luas.
Atas dasar beberapa pengertian sikap tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sikap sosial adalah kecenderungan individu untuk bertindak terhadap obyek di sekitarnya yang berkaitan dengan orang lain, masyarakat dan negara.
Berpijak pada kerangka berpikir uraian sikap sosial tersebut di atas maka dikemukakan oleh Azwar ( 2002 ) tentang beberapa indikator pengertian sikap sosial, yaitu:
a.    Kecenderungan individu untuk bertindak terhadap obyek di sekitarnya yang berkaitan dengan orang lain, masyarakat dan negara.
b.   Belum dapat dinilai/mempunyai arti, jika belum diwujudkan dalam perilaku.
c.    Apa yang ia lakukan sesuai dengan pikiran, hati dan keyakinanya.
d.   Sikap berkaitan dengan aspek psikologis yang menunjuk ke arah positif dan negatif.
Setiap siswa/manusia memiliki sikap yang berbeda-beda, hal ini disebabkan banyak faktor, yaitu faktor intern (dalam dirinya) dan faktor ekstern (pengaruh dari luar) seperti pengaruh pendidikan keluarga, sekolah, pergaulan di masyarakat dan pengalamannya. Pengaruh intern dan ekstern tersebut akan membentuk baik buruknya karakter dan kepribadian siswa.
Aspek Sikap
Menurut Tirandis (dalam Suit dan Almasai ,2002  ) sikap pada umumnya disepakati mengandung 3 aspek yang dapat diselidiki secara terpisah atau bersama-sama yaitu:
1.   Aspek kognitif yang berkaitan dengan gagasan atau porposi yang menyatakan hubungan antara situasi dan obyek sikap.
2.   Aspek afektif yang berkaitan dengan emosi atau perasaan yang menyertai gagasan.
3.   Aspek perilaku yang berkaitan dengan pradisposisi atau kesiapan untuk bertindak.
Sedangkan Mar’at (1982) membagi sikap menjadi 3 komponen yaitu: (1) kognisi: berhubungan dengan keyakinan (belief) ide dan konsep; (2) afektif menyangkut kehidupan emosional seseorang; (3) konasi merupakan kecenderungan untuk bertingkah laku. Ketiga komponen sikap ini tidak berdiri sendiri, melainkan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dengan demikian timbulnya sikap terhadap suatu obyek tidak bisa terlepas dari pengaruh ketiga komponen tersebut.
Krathwohl, D.R. ( dalam Azwar, 2002 ) membedakan domain efektif menjadi lima tingkat yaitu:
1)   Receiving (attending):
a.    Mengamati, menyadari dan merasakan yang diartikan sebagai mengindera keberadannya.
b.   Willingnes to receive: bersedia menerima, bertoleransi
c.    Controlled or selected attention: membedakan, menyisihkan, memisah, memilih, mengeksklusifkan dari yang lain.

2)   Responding:
a.    Acquiessence in responding: tunduk, menurut, mengikuti perintah.
b.   Willingness to respond: memberikan respon dengan sukarela, tanpa merasa dipaksa.
c.    Satisfaction in response: melakukan kegiatan sebagai respon disertai dengan senang hati.
3)   Valuing:
a.    Acceptance of a value: mengikat dirinya dengan sesuatu keyakinan (beliefs) banyak bertanya tentang keyakinan dan mengidentifikasi keyakinan tersebut.
b.   Preference for value: memburu keyakinanya dengan aktif mendambakan keyakinan dengan bersedia mengorbankan waktu dan usaha, melakukan tindakan dengan sukarela.
c.    Commitment: menerima dengan mantap dan punah tanggung jawab serta yakin bahwa yang dipilihnya benar.
4)   Organization:
a.    Conceptualization of a value: mengadakan klarifikasi mengenal makna dari keyakinannya, melihat hubungan dan membuat generalisasi.
b.   Organization of a value system: mengurutkan dan mengorganisasikan keyakinannya hingga menjadi sesuatu yang konsisten dan harmonis.
5)   Characterization by a value or value complex
a.    Generalized set: merespon sesuai dengan sistem nilai yang sudah digenealisasikan dan dijadikan landasan dalam berperilaku.
b.   Characterization: merespon secara konsisten sesuai dengan filsafat hidupnya yang telah dijadikan pegangan.
Sikap dapat terbentuk karena faktor subyektif seseorang namun juga karena adanya interaksi sosial yang dilakukan oleh indpenden. Melalui interaksi sosial akan terjadi hubungan antar independen sebagai anggota kelompok sosial. Menurut Azwar (2002) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap seorang yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting. Media massa, instalasi atau lembaga pendidikan dan lembaga Agama serta Emisi dalam diri indenpenden.
Lembaga pendidikan baik formal maupun non formal sebagai suatu sistem dapat berpengaruh terhadap pembentukan sikap, karena dalam proses pembelajarannya juga menekankan pada aspek moral dan sikap. Oleh karena itu, pada saatnya nanti hasil pembelajaran tersebut dapat menentukan sikap independen atau kelompok terhadap hal tertentu (Borich, 1996).
            
Menurut Wringthman (dalam Azwar , 2002 ) ada tiga faktor utama perubahan sikap yaitu: (1) Kejadian-kejadian dimana orang berada; (2) Kejadian-kejadian yang berhubungan dengan komunikasi yang mencoba untuk mengubah sikap; (3) kejadian-kejadian yang berhubungan dengan setting dimana berlangsung usaha pengubahan sikap.
Perubahan sikap dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1.   Faktor intern yang ada pada diri siswa/seorang yang banyak dipengaruhi oleh psikologis dan karakteristiknya.
2.   Faktor ekstern yaitu pengaruh yang datangnya dari luar yang dapat mempengaruhi perusahaan sikap siswa/orang. Pembelajaran sikap di sekolah termasuk faktor dari luar yang dirancang untuk merubah sikap siswa dengan berlandaskan pada perkembangan psikologis dan pengetahuan siswa.
Keberhasilan dalam merubah sikap di samping dipengaruhi oleh pribadi yang hendak dirubah, juga tergantung pada kemampuan persuasif individu (model manusia) yang ingin membantu merubahnya (Gagne, 1984).
Sikap seseorang dapat dinyatakan dalam pikiran-pikiran atau gagasan (aspek kognitif) juga dapat dinyatakan dalam emosi dan perasaan (aspek afektif) dan dapat diwujudkan dalam perilaku atau tindakan (aspek perilaku). Dari tiga aspek tersebut aspek afektif yaitu emosi dan perasaan cenderung lebih berpengaruh terhadap sikap seseorang yang selanjutnya akan diwujudkan dalam bentuk perilaku.
Menurut Wringhtman ( dalam Azwar , 2002 )) ada 3 ciri pokok, yaitu:
1.   Sikap selalu memiliki obyek
2.   Sikap biasanya bersifat evaluatif
3.   Sikap relatif menetap atau terus menerus dilakukan oleh seseorang
Ketiga komponen ini tidak dapat berdiri sendiri dalam mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang, tetapi menyatu sehingga ia akan menentukan sikapnya terhadap sesuatu obyek yang dihadapinya. Setelah mengevaluasi obyek/masalah tersebut ia akan mengambil keputusan, seperti senang, tidak senang, setuju, tidak setuju, ragu-ragu atau bentuk sikap lainnya, keputusan tersebut bersifat relatif menetap atau terus menerus, seperti sikap terhadap pilihan agama yang dipeluknya.
Pembelajaran Sikap
Banyak sikap dipelajari sebagai hasil dari serangkaian interaksi dengan orang tua dan anggota keluarga, orang lain, teman di sekolah atau di masyarakat. Sikap tersebut dapat berubah secara mendadak sebagai hasil pengalamannya, atau berubah secara berangsur-angsur selama berbulan-berulan atau bertahun-tahun. Perubahan sikap disamping hasil pendidikan di rumah dan pengalamannya di masyarakat dapat pula dari hasil pembelajaran ( Gagne , 1984 )
Ada tiga situasi pembelajaran sikap dari hasil penelitian yang seksama Gagne (1984) yaitu: “1) clasical condition; 2) perception of success in behavior; 3) human modelling”.
Dari ketiga metode pembelajaran tersebut berdasarkan hasil penelitian yang paling handal dan terbukti mampu menghasilkan perubahan sikap adalah human modelling. Dalam pembelajaran ini hasil belajar merupakan hasil meniru sikap dari perilaku orang yang dijadikan model. Salah satu tokoh yang mengadakan penelitian (eksperimen) tentang model ini adalah Bandura baik hasil penelitian 1965 maupun 1969, 1977, 1993 dan 2002. Salah satu tokoh pendidikan di Indonesia yang membantu desain dan mengadakan treatment model percontohan adalah Achmad Kosasih Djahiri (1985).
Menurut Gagne (1984) salah satu metode yang dapat diandalkan dalam perubahan sikap adalah model manusia. Dalam pembelajaran ini belajar merupakan hasil dari meniru perilaku orang yang dijadikan model atau lebih tepat meniru pilihan tindakannya.
Dasar desain untuk memodel manusia ini menurut Gagne (1984) adalah sebagai berikut: “Seseorang yang dikagumi, dihormati, atau dipandang memiliki kredibilitas diamati (oleh satu atau beberapa siswa) untuk menampilkan tingkah laku tertentu atau melakukan pilihan tindakan pribadi tertentu”.
Penerapan metode human modelling dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan secara demonstrasi, peragaan, atau komunikasi terhadap pilihan yang diinginkan terhadap tindakan pribadi (sikap) oleh seseorang yang dihormati atau dikagumi. Orang yang dijadikan model bisa orang tua, guru, tokoh yang terkenal, atau populer, atau setiap orang yang dapat membangkitkan kepercayaan dan signifikan dapat dipercaya.

Daftar Rujukan :
Azwar, S., 2002, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gagne, R.M. 1987. The Conditionsektif-Nli Mcgrawy of Asciencetudes and Other Acquired Behavioral Disposition, Inlajaran sikap, kebiuakan pendidikan sistem gan of Learning and Theory of Instruction, New York: Holt, Rinehart and Wiston.
Koentjaraningrat, 1985, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: PT. Gramedia.
Suit, Y dan Almasdi, 2000, Aspek Mental Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gholia Indonesia.

Kamis, 17 Februari 2011

Menjadi Pribadi Yang Lebih Sukses: Guru Sebagai Manajer & Leader


(Drs. DADANG BUDIAJI MM Fasilitator SDM)
 7 KIAT SUKSES

1.      Orang Sukses Mau Mengambil Risiko
Mereka berupaya untuk:
  1. Mencapai target
  2. Melakukan penghematan
  3. Membangun relasi dengan banyak orang,
  4. Gesit mencoba sesuatu yang baru guna mengikuti perkembangan zaman

2.      Orang Sukses Percaya Diri Dan Merasakan Bahwa Mereka Berbuat Sesuatu
     Untuk Dunia.
  1. Mereka memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan peranan penting di dalamnya
  2. Mereka tetap bekerja sesuai keterampilan mereka, sambil tetap menyadari bahwa keterampilan inti memberi nilai kepada keterampilan lainnya
  3. Mereka juga sadar, karya terbaik akan menghasilkan kompensasi bagi mereka

3.      Orang Sukses Menikmati Apa  Yang Sedang Mereka Lakukan
  1. Mereka mampu melihat pekerjaan sebagai kesenangan
  2. Mereka memilih bekerja di mana mereka dapat unggul
  3. Mereka menyukai tantangan
  4. Mereka menikmati pencapaian puncak permainan mereka, apakah di pekerjaan atau diluar pekerjaan mereka

4.      Orang Sukses Adalah Pelajar  Seumur Hidup
  1. Mereka menyadari, pendidikan tak pernah berakhir tapi dimulai di setiap tingkatan kehidupan dan terus berlanjut hingga akhir kehidupan
  2. Pendidikan tidak terbatas di ruang kelas; Artinya mencoba ide baru, membaca buku, surat kabar, majalah, dan menggunakan internet merupakan bentuk pendidikan pula
  3. Karena itu, tetaplah mengalir sesuai perubahan ketertarikan dan kemampuan kita, dan nikmati perubahan. Ini akan membantu kita tumbuh dan merasakan lebih percaya diri

5.      Orang Sukses Berpandangan Positif Terhadap Apa Yang Dapat Mereka Kerjakan, Dan Ini Meluas Pada Hal-hal Lain
  1. Mereka percaya gelas itu setengah penuh dan bukan setengah kosong
  2. Mereka menanamkan semangat pada diri sendiri dan dapat membayangkan diri bagaimana mereka berhasil menyelesaikan suatu tugas sulit atau mencapai penghargaan tertinggi
  3. Mereka berbuat bagaikan pelatih bagi orang lain, dengan menyuguhkan pesan-pesan positif dalam kehidupan sehari-hari
  4. Mereka senang melihat orang lain membuat tonggak sejarah dalam kehidupan mereka

6.      Orang Sukses Punya Banyak Cara Untuk   Memotivasi Diri Sendiri Sehingga Dapat terus  Berkarya Lebih Baik Dari Yang Lain
  1. Ada yang dengan cara melakukan beberapa pekerjaan setiap hari pada bidang berbeda
  2. Seorang pria setengah baya memotivasi dirinya sendiri dengan mencoba mendapatkan lebih banyak uang daripada kakaknya
  3. Seorang wanita berusia 29 tahun menjadi perawat top untuk menunjukkan kepada bekas gurunya bahwa dia memiliki keterampilan dan kecerdasan memadai untuk mencapai profesi itu
7.      Orang Sukses Menyelesaikan Tugas Tidak Dengan Setengah-setengah, Dan Mereka Menggunakan Cara  Kreatif Dalam Meraih Sukses.
  1. Meski mungkin membutuhkan waktu lebih lama, mereka akhirnya melampaui garis finish
  2. Mereka manfaatkan waktu dengan baik dalam mensinergikan kemampuan fisik dan mental untuk mencapai sukses

Senin, 14 Februari 2011

Identifikasi Masalah


KU MAU TAPI MEREKA TAK TAHU

Ketika bel berbunyi ayat ayat suci mulai berkumandang di setiap sudut kelas sebagai tanda aktivitas pembelajaran di mulai. Kusapa dengan ucapan salam dan mereka menjawabnya. Kuhampiri mereka dengan perlahan namun mereka malah diam. Didalam benakku ada apa dengan gerangan ? 
Akhirnya kupancing mereka dengan sebuah pertanyaan “ apa yang kalian ingat dengan pelajaran yang kemarin ?” merekapun masih diam. Kuberikan pertanyaan yang lainpun mereka masih saja diam. Sebenarnya apa yang terjadi. Didalam benakku mulai curiga, pasti ada apa-apa dengan mereka. Kembali aku dekati ke-14 siswa asuhanku itu, sambil kutanya “ Apakah ada hantu didalam kelas ini, anak-anak ? Tidaaak... jawab mereka dengan serempak. Dalam hatiku mulai lega ternyata anak-anak masih mau diajak bicara. Kutanyakan kembali “ Lalu apa yang membuat kalian diam ?” apa masih ada ganjalan ganjalan yang belum bisa terpecahkan. Ada, Pak ! jawab Risky. Coba katakan saja apa yang menjadikan kendala sehingga kalian berbuat demikian. Rupanya mereka mulai terpancing dengan ucapanku ini.
Pelajaran yang kemarin, pak ! Imampun mulai angkat bicara. Pelajaran yang mana, pintaku pura-pura nggak tahu. Dari group wanita mulai berguman, “Wingi looo faktor prima”. Kudekati mereka sambil kutanyakan, “Faktor prima yang mana ?  Tentang faktorisasi prima, pak ! celatuk si Leni salah satu siswa yang memang terpandai diantara teman-teman lainnya. Faktor prima yang mana ? desakku “ tentang bagaimana cara menentukan faktorisasi prima dari suatu bilangan “ jawab Eka yang nama lengkapnya Eka Rusmiati.    Mungkin dari teman-teman yang lain ada yang bisa menjelaskan ?  Seluruh kelas mulai terpaku diam kembali. Aku mulai sadar, apa yang salah dari pelajaran kemarin.  
Baiklah, sekarang marilah kita ulangi lagi pelajaran yang kemarin. Mulailah aku menjelaskan panjang lebar pelajaran yang kemarin. Kumulai dengan bagaimana cara mencari bilangan prima dari faktor-faktor yang ada, terus kami lanjutkan dengan bagaimana membuat pohon faktor, dan dari situlah akan ketemu bilangan prima dari suatu bilangan itu. Suatu misal bila 12 kita buat pohon faktornya akan ketemu 12 = 2 x 2 x 3 = 22 x 3 jadi dapat kita simpulkan bahwa faktorisasi dari 12 = 22 x 3    Dari sinilah anak-anak mulai kuajak mengingat kembali materi kemarin,  untuk bisa masuk pada materi berikutnya.
Sekarang coba cari faktorisasi prima dari 18 ? Anak-anak mulai sibuk dengan pekerjaan masing masing. Sebagian anak memang benar-benar mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh namun masih ada sebagian siswa yang tengak-tengok kepada temannya. Dua menit berlalu belum muncul jawaban siswa.
Kuhampiri mereka ternyata mereka masih mengalami kesulitan. Kubimbing mereka satu persatu hingga bisa menemukan hasil dari faktorisasi prima dari 18. Hampir  lima belas menit berlangsung aku keliling meja untuk memberi arahan pada siswa didikku hingga seluruh jawaban siswa benar.
Sekarang marilah kita perhatian faktorisasi prima dari kedua bilangan tersebut.
12 = 22 x 3      sedangkan  18 = 2 x 32    Coba sekarag kita perhatikan faktorisasi prima dari kedua bilangan tersebut.  Ada berapa faktor prima yang sama dari kedua bilangan tersebut ? Ada dua pak ! Berapa saja ?  dua dan tiga jawab mereka serempak. Oke, ternyata kalian sudah mulai mengerti.
Sekarang marilah kita bahas tentang bagaimana cara menentukan FPB dari 12 dan 18. Pertama  faktor prima kita ambil faktornya yang sama, lalu kita ambil pangkat yang paling kecil. Kalau hanya satu faktor prima yang sama maka itulah FPB nya, tetapi jika terdapat dua atau lebih faktor prima yang sama maka faktor prima yang sama itu kita kalikan dengan mengambil pangkat yang terkecil.
Dari keterangan itu, coba cari FPB dari 12 dan 18 ?  Anak-anak mulai sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Aku tak mau tinggal diam kuhampiri mereka satu persatu dengan harapan mereka tahu yang ku mau. Sambil memberikan bimbingan kepada mereka hingga mereka benar-benar paham tentang cara mencari FPB dari 12 dan 18.
Kuberikan mereka soal sekali lagi yaitu “ Berapa FPB dari 12 dan 15 ? Ternyata anak-anak mulai bisa mengerjakan dengan benar, walaupun aku harus menunggu beberapa menit.
Lalu di akhir pelajaran siswa saya berikan tugas lima soal yang terdapat pada LKS, dengan catatan waktu yang dipergunakan 15 menit, dengan pertimbangan satu soal dikerjakan dalam 3 menit. Setelah selesai segera dikumpulkan.
Waktu terus begulir sedang aku tetap memperhatikan siswa dalam mengerjakan tugasnya. Sepuluh menit kemudian mulailah seorang anak mulai mengumpulkan pekerjaannya dan disusul dengan siswa yang lain. Hingga pada menit ke lima belas kuakhiri waktu pengerjaan. Selesai atau tidak pekerjaan harus dikumpulkan.
Dari hasil pekerjaan siswa ternyata 4 orang menjawab dengan benar, 2 anak salah satu, 5 orang salah dua, 2 orang salah tiga, dan seorang anak salah empat.
Dari waktu yang digunakan, lima menit pertama belum ada siswa yang selesai, lima menit kedua empat anak selesai, lima menit ketiga delapan siswa selesai dan dua anak terpaksa dikumpulkan karena waktunya telah habis.
Dari hasil tersebut diperoleh rata-rata kelas adalah 68,5, Aku bangga dengan hasil tersebut, lalu bagaimana dengan 8 anak yang masih memperoleh nilai kurang dari 65 sebagai tuntutan dalam SKM saya ? Di satu sisi aku bangga dengan rerata yang diperoleh namun aku juga sedih dengan adanya siswa yang masih belum bisa mencapai harga SKM saya.
Apakah mereka masih belum tahu yang aku mau ????????



MERENCANAKAN TINDAKAN
Ø  Setelah masalah utama dalam PTK ditemukan, analisis masalah terutama penyebab timbulnya masalah diketahui atau diperkirakan, maka tugas guru selanjutnya adalah memikirkan rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah atau memperbaiki kualitas pembelajaran. Rencana perbaikan tersebut dituangkan ke dalam rencana tindakan.
Ø  Prosedur yang ditempuh dalam perencanaan tindakan meliputi:
-    memilih macam tindakan,
-    memformulasikan hipotesis tindakan (jika diperlukan),
-    mempersiapkan tindakan, dan menentukan indikator keberhasilan tindakan.
Ø  Dalam memilih macam tindakan untuk mengatasi masalah yang dituangkan dalam skenario pembelajaran guru harus menggunakan landasan yang cukup, yakni dengan mempertimbangkan kajian teori/pustaka, hasil-hasil penelitian sejenis, atau dari pengalaman praktis guru.

TINDAKAN YANG DIGUNAKAN
Model pembelajaran tangkep (Ketangkasan dan Ketepatan)
Alur Pembelajaran
a.        Penyampaian kompetensi yang ingin dicapai
b.       Penyajian materi sebagai pengantar
c.        Pemberian contoh-contoh pengerjaan kongkret
d.       Membuat kesepakatan tentang waktu dan bentuk penilaian
e.       Guru memberikan pertanyaan soal satu per satu
f.         Siswa mengerjakan tugas dengan waktu yang sudah ditentukan
g.        Kesimpulan dan rangkuman

INDIKATOR KEBERHASILAN
  1. Rata – rata kecepatan siswa dalam mengerjakan soal 2 menit
  2. Ketuntasan belajar minimal 85 %
  3. Standar Kompetensi Minimal 65

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                           : SD Negeri  2,  Tenggor
Mata Pelajaran              : Matematika
Kelas/Semester             : VI (Enam) / I (Satu)
Alokasi Waktu                : 1 x pertemuan = 3 JP (@35 menit)

A.        KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

1.      Standar Kompetensi :
         3.  Menghitung Luas Segi banyak sederhana, Luas Lingkaran, dan Volum Prisma Segitiga

2.         Kompetensi Dasar
3.1 Menghitung Luas Segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datasederhana

3.         Indikator
            Menghitung keliling dan luas  Persegi, Persgipanjang, Jajaran genjang,Trapesium,  Belah ketupat, dan layang-layang.

4.         Tujuan Pembelajaran
1.       Melalui Demonstrasi penyajian diharapkan siswa dapat menghitung keliling Persegi,
       Persgipanjang, Jajaran genjang,  Trapesium,  Belah ketupat, dan layang-layang.
2.   Melalui Demonstrasi Penyajian diharapkan siswa dapat menghitung luas Persegi, Persgipanjang, Jajaran genjang,  Trapesium,  Belah ketupat, dan layang-layang.

B.        MATERI PEMBELAJARAN
1.  Menghitung Keliling Bangun Datar
         Keliling adalah jumlah dari panjang sisi-sisi dari bangun datar itu sendiri
1.       Segitiga
Keliling = jumlah dari panjang ketiga sisinya


a  x  t
 
                                                                                               c                          b 


2
 

Luas  =
 
                                                                                                                t
                                                                                                               
                                                                                                a
2.       Persegi
Segi empat yang memiliki sisi sama panjang dan 4 sudutnya siku-sku
Keliling = s  +  s  +  s  +  s  = 4 x s                                                s
        Luas     =  sisi  x  sisi  =  sisi 2   =   s 2                                                   s                        s
                                                                                                                  s
3.       Belah Ketupat
Segi empat yang memiliki sisi sama panjang dan 2 pasang sudut berhadapan yang sama besar
Keliling = s  +  s  +  s  +  s  = 4 x s
                       Luas  =  alas  x  tingi





4.       Persegipanjang



                           l
             p
 
Segi empat yang memiliki 2 pasang sisi berhadapan sama panjang dan 4 sudut siku-siku
Keliling = p  +  l  +  p  +  l
                 =  2 p  +  2 l
                 =  2  x  (  p  +  l  )
Luas  =  Panjang  x  lebar   =  p  x  l

5.  Jajaran Genjang    
Segi empat yang memiliki 2 pasang sisi berhadapan sama panjang dan 2 pasang sudut berhadapan sama besar
Keliling = p  +  m  +  p  +  m
                 =  2 p  +  2 l                                           t                      m
                 =  2  x  (  p  +  l  )
Luas  =  Panjang  x  tinggi   =  p  x  t                        p/a

5.       Trapesium                                                                                                                    c
Segi empat yang memiliki sepasang sisi berhadapan sejajar
Keliling = jumlah dari panjang keempat sisi-sisinya            d      t                       b
                =  a  +  b  +  c  +  d
        Luas   =  Jumlah sisi sejajar  x  tinggi   :   2                                              a
                  =   (  a  +  c  )  x  t   :  2
6.       Layang-layang
Segi empat yang memiliki 2 pasang sisi yang berdampingan sama panjang dan sepasang sudut yang berhadapan sama besar
Keliling  =  a  +  a  +  b  +  b                            a               b
                 =  2 a  +  2 b                                           D2
                 =  2  x  (  a  +  b  )
Luas  =  Diagonal 1  x  Diagonal 2  :  2                d     D1    c

C.        STRATEGI PEMBELAJARAN
        
1.      Metode
         Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab dan Tugas.
2.      Model Pembelajaran Tangkep ( Ketangkasan dan Ketepatan )
         Alur Pembelajaran
a.        Penyampaian kompetensi yang ingin dicapai
b.       Penyajian materi sebagai pengantar
c.        Pemberian contoh-contoh pengerjaan kongkret
d.       Membuat kesepakatan tentang waktu dan bentuk penilaian
e.       Guru memberikan pertanyaan soal satu per satu
f.         Siswa mengerjakan tugas dengan waktu yang sudah ditentukan
g.        Kesimpulan dan rangkuman

D.        ALAT, MEDIA DAN SUMBER
        
         1. Alat
         Penggaris, Alat Tulis


2. Media
         Macam macam bagun datar dengan berbagai ukuran
        













         Segitiga                 Persegi               Persegi panjang                   Layang-layang










 




           Belah ketupat                Jajarangenjang                                  Trapesium

3.  Sumber
         Buku Paket Matematika halaman  ...............
         LKS ( Fokus )  halaman ...........


E.        PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
Prosedur Penilaian
Tes dilakukan dengan dua macam tes : Tes Kecepatan berfikir dan Tes hasil perolehan siswa
Instrumen Penilaian
Tes Ketangkasan dan kecepatan Berfikir siswa
No
Nama Siswa
Nomor Soal
Jml Skor
Rerata
1
2
3
4
5
1
ARDANA RACHMAD YOGA PRASTAMA







2
DIANA NURHAYATI







3
EKA RUSMIATI







4
ENI WAHYU NINGSIH







5
FATIMAH TUL JANNAH







6
FUAD RIDLWAN







7
ILHAM AZHARI







8
IMAM ARIFIN







9
INDAH KUSUMAWATI







10
LENI KURNIASARI







11
MIRATUSSOLIKHAH







12
NURUL KHOMARIYAH







13
PUJI RAHMAWATI







14
RISKI DWI APRILIANTO







Catatan :
Siswa yang selesai mengerjakan :
Menjawab benar pada 30 detik pertama Skor  100
Menjawab benar pada 30 detik kedua    Skor   90
Menjawab benar pada 30 detik ketiga    Skor   80
Menjawab benar pada 30 detik keempat Skor   70
Menjawab benar pada 30 detik Kelima    Skor  60 dst

Bagi siswa yang menjawab salah bisa membetulkan jawabannya.
Skor dihitung pada waktu jawaban siswa benar



Mengetahui                                                                                                             Gresik,  .....................2009
Kepala Sekolah                                                                                                                     Guru Kelas



.......................................                                                                                                    .......................................        
NIP. ............................                                                                                                      NIP.





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah                  : SD Negeri  2,  Tenggor
Mata Pelajaran      : Matematika
Kelas/Semester      : VI (Enam) / I (Satu)
Alokasi Waktu        : 1 x pertemuan = 3 JP (@35 menit)

II.      KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
       Tuliskan kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai. Tuliskan juga nomor kompetensi dasarnya.

III.      MATERI PEMBELAJARAN
       Langkah-langkah Menentukan FPB dari suatu bilangan
a.      Menentukan faktor prima dari masing-masing bilangan
b.      Menentukan faktor prima yang sama dari kedua bilangan itu
c.       Dari faktor prima yang sama diambil faktor prima dengan pangkat terkecil

IV.      STRATEGI PEMBELAJARAN

A.    Metode
       Ceramah, Demonstrasi, Tanya Jawab dan Tugas.
B.    Model Pembelajaran Tangkep ( Ketangkasan dan Ketepatan)
       Alur Pembelajaran
a.      Penyampaian kompetensi yang ingin dicapai
b.      Penyajian materi sebagai pengantar
c.       Pemberian contoh-contoh pengerjaan kongkret
d.      Membuat kesepakatan tentang waktu dan bentuk penilaian
e.      Guru memberikan pertanyaan soal satu per satu
f.        Siswa mengerjakan tugas dengan waktu yang sudah ditentukan
g.      Kesimpulan dan rangkuman

V.      ALAT, MEDIA DAN SUMBER
Buku Paket Matematika tentang FPB ( Penerbit Erlangga )
Buku LKS yag ada ( Fokus )

VI.      PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT
       Prosedur Penilaian
Tes dilakukan dengan dua macam tes : Tes Kecepatan berfikir dan Tes hasil perolehan siswa









Instrumen Penilaian
Tes Ketangkasan dan kecepatan Berfikir siswa
No
Nama Siswa
Nomor Soal
Jml Skor
Rerata
1
2
3
4
5


1
ARDANA RACHMAD YOGA PRASTAMA







2
DIANA NURHAYATI







3
EKA RUSMIATI







4
ENI WAHYU NINGSIH







5
FATIMAH TUL JANNAH







6
FUAD RIDLWAN







7
ILHAM AZHARI







8
IMAM ARIFIN







9
INDAH KUSUMAWATI







10
LENI KURNIASARI







11
MIRATUSSOLIKHAH







12
NURUL KHOMARIYAH







13
PUJI RAHMAWATI







14
RISKI DWI APRILIANTO







Catatan :
Siswa yang selesai mengerjakan :
Menjawab benar pada 30 detik pertama Skor  100
Menjawab benar pada 30 detik kedua    Skor   90
Menjawab benar pada 30 detik ketiga    Skor   80
Menjawab benar pada 30 detik keempat Skor   70
Menjawab benar pada 30 detik Kelima    Skor  60 dst

Bagi siswa yang menjawab salah bisa membetulkan jawabannya.
Skor dihitung pada waktu jawaban siswa benar



Mengetahui                                                                                Gresik,  .....................2010
Kepala Sekolah                                                                                    Guru Kelas



.......................................                                                           .......................................        
NIP. ............................                                                              NIP.